Terkait kasus kebocoran data yang dilakukan oleh Facebook, membuat pemerintah Indonesia mendesak untuk memblokir situs karangan Mark Zuckerberg tersebut. Lantaran ada skandal Cambridge Analytica. Namun, Facebook pun menyindir beberapa platform lain yang juga berlaku sama tampaknya ialah Google, LinkedIn, sampai Twitter. Dan ternyata hal itu benar adanya, lho Bung.
Kebocoran data tersebut dapat juga dari kecerobohan Bung sendiri. Seperti login ke situs yang tidak mempunyai dapat dipercaya yang disambungkan ke Facebook, sampai data Bung pun bocor.
Perusahaan data LocalBlox mengumpulkan materi membuat beberapa profil seseorang berkat memakai profil pengguna di banyak sekali platform ibarat LinkedIn, Twtitter, dan tentunya Facebook. Total ada 48 juta catatan isu pribadi yang dicomot dari banyak sekali sumber (dibaca: platform) dan dicampur dengan beberapa sumber lain yang tidak disebutkan.
Kacaunya lagi, data yang diciptakan LocalBlox tidak disimpan di kawasan yang aman. Hal ini ditemukan eksklusif oleh Chris Vickery, pemburu kebocoran data dari UpGuard, firma peneliti keamanan siber, dilansir eksklusif dari ZDNet.
Vickery membeberkan data penggunan yang diambil antara lain nama, alamat, tanggal lahir, riwayat LinkedIn, sampai cuitan di Twitter. Bahkan, isu yang menandakan kepribadian online seseorang juga tersedia, Bung.
Penggunaan data yang tidak sah dapat melingkupi pencurian identitas, penipuan, dan amunisi untuk melaksanakan rekayasa sosial, ibarat phishing (penipuan lewat situs),” tulis UpGuard dalam laporannya.
Hal yang bakal dikhawatirkan tentu saja terkait isu data pengguna yang bakal dipakai untuk bisnis, Bung. Seperti ke agensi iklan dalam ruang lingkup targeted marketing (pemasaran terarah). Tentu saja hal ini membuat Bung sebagai pengguna merasa privasinya terganggu.
Lantas dengan adanya fakta gres wacana hal ini. Apakah Bung masih berani curhat wacana si nona di internet? Atau rahasia masih menunggah foto syur pribadi di Google Drive?
