Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan Yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!

Posted by Ganas003 on 20.56 in

Apabila dilihat dari sisi fungsi, sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki. Selain itu, mempunyai kegunaan juga demi mendongkrak style dari seseorang yang ingin tampil lebih menarik dan berbeda, menciptakan sepatu selalu diplot sebagai alat mempercantik seseorang dengan bermacam-macam tampilan yang dikenakan. Tetapi bagi Converse, sepatu bukanlah sekedar soal fungsi dan gaya Bung, melainkan seni!


Converse yang ingin lebih terhubung dengan audiens-nya coba menyatukan kekuatan lewat budaya yang merepresentasikan semangat perkotaan. Oleh alasannya yakni itu, Converse pun menunjuk keempat orang yang mempunyai selera seni yang bisa diaplikasikan di sepatu asal Amerika Serikat ini. Orang-orang tersebut yakni Teddy Adhitya, Tiara Nabyl, Philip Ponk, dan Absar Lebeh.


Latar belakang seni yang ditekuni keempat orang pilihan Converse ini memang berbeda-beda, Bung. Ada dari seni musik, fashion, Skateboard hingga ilustrator. Kehidupan mereka semua sanggup mengoyak Ibu Kota lewat karya-karya inspiratif, sekaligus dihormati dan diakui di dalam komunitasnya. Sehingga Converse mempunyai mitra yang pas untuk menyuarakan namanya.


Teddy Adhitya, Bersuara Dengan Rasa Percaya


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Ikon Converse yang satu ini dikenal sebagai penyanyi solo. Dia membangun karirnya lewat rasa kepercayaan dan sangat inspiratif bagi para pengejar mimpi yang ingin menjadi musisi. Teddy Adhitya, bekerja tanpa rasa takut dan penuh kejujuran. Maka dari itu penyanyi yang satu ini menentukan jalur independen, alasannya yakni Teddy mempunyai kendali dalam musiknya hingga ia punya patokan untuk seleranya.


Tiara Nabyl, Menjadi Penerjemah Gaya Dalam Berbusana


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Masih tekun menjalani pendidikan di kursi kuliah, Tiara ternyata mempunyai ketertarikan dalam soal berbusana. Bekerja sebagai model dan desain grafis, Tiara akil memadukan rangkaian warna dalam balutan pakaiannya yang selalu ditampilkan setiap hari dan siap juga menginspirasi dengan gaya quirkys yang unik. Bukan soal berpakaian dengan barang branded yang melekat, Tiara lebih mempunyai selera dengan menerjemahkan gaya busana masyarakat Jepang  yang unik dari tahun 1950-an hingga 1980-an dengan gayanya sendiri.


Philip Ponk, Pemain Muda Terbaik Dalam Berilustrasi Bukan Berhalusinasi


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Seorang desainer grafis dan ilustrator berjulukan Philip Ponk, mempunyai daya magnet luar biasa bagi banyak orang. Wajar jika ia disebut pencuri mode. Serupa dengan Tiara yang juga seorang desainer grafis, Philip sendiri mempunyai formula dalam meramu gaya berpakaian kaum urban, ibarat tampilan sporty dengan tas jinjing, hingga topi beanie dibalut dengan kemeja bunga-bunga yang begitu serasi. Warna kontras menjadi hal wajib yang kerap Philip tampilkan dalam berpakaian. Kepribadian unik yang dimilikinya terlahir karena hasrat besar dalam jiwa seninya tumbuh. Apalagi menggambar sudah ibarat hobi bagi laki-laki bertato yang satu ini.


Absar Lebeh Akrab Dengan Olahraga Ekstrim


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Dalam dunia olahraga ekstrim ibarat skateboard namanya sudah tak asing, khususnya di Indonesia. Absar yakni citra orang yang berani dan gigih. Dedikasinya terhadap dunia papan sungguh mengengesankan, bahkan laki-laki asal Padang yang berdomisili di Bandung ini gres saja menuntaskan tur keliling Asia dengan pro skater lainnya. Tidak hanya terlahir jago di papan Bung, Absar pun merupakan rockstar yang tergabung dalam dua band, The Sigit dan Mooner, yang baru-baru ini menjalin kerjasama dengan perusahaan rekaman Amerika, Outer Battery Records.


Mendobrak Budaya yang Ada Soal Penyematan Kualitas Ternama


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Apa saja hal yang terbaik niscaya selalu dilabeli bintang lima kan, Bung? Melirik soal bintang, Converse coba mendobrak terminologi tersebut dengan jargon “Rated One Star“, yang mana bintang satu yakni bukti kualitas terbaik dan satu-satunya hingga tak ada tandingannya. Lewat jargon tersebut, Converse menawarkan kampanye jika One Star bukan sekedar sepatu melainkan attitude, Bung! Bentuk attitude pun tersaji lewat representatif ikonnya yang mendobrak sekat-sekat yang ada, beprestasi, dan mempunyai jiwa seni tinggi. Mereka yang tidak diperhitungkan ternyata bisa berkembang, serta seyogyanya hidup itu mesti berseni dan berkesenian bukan soal harta yang ditinggikan.