Kelak Akan Jadi Om-Om, Bagaimana Asumsi Perilaku Yang Mungkin Bung Lakukan?

Posted by Ganas003 on 20.56 in ,

Ketika muda identik dengan masa remaja. Ketika sudah renta (tidak tua-tua banget) ada masa yang tidak kalah identik yakni ketika bung menjadi om-om. Percaya tak percaya bung, menjadi cukup umur itu bergotong-royong menyenangkan. Banyak yang merasa takut untuk menjadi renta padahal renta ialah proses hidup yang harus dijalani tanpa perlu disesali. Salah satunya ialah masa menjadi om-om ini.


Momen lebaran misalnya, ketika om mulai sesak menyambangi keluarga. Identik dengan perut buncit, kumis tebal dan rambut semi-semi klimis, kerap menarik hati dengan pertanyaan “kapan kawin?” dan bercandaan garing. Terkadang untuk tertawa pun terpaksa demi menghormati orang yang lebih tua. Lantas jikalau bung sudah menjadi om nanti, apa yang akan bung rasakan? apakah bung punya perkiraan?


Ketika Muda Kerap Tebar Pesona, Pada Saat Dewasa Mulai Memangsa


 ada masa yang tidak kalah identik yakni ketika bung menjadi om Kelak Akan Makara Om-om, Bagaimana Perkiraan Sikap yang Mungkin Bung Lakukan?


Menjadi om-om bukan hanya sekedar tampilan tapi ada beberapa sifat yang menjadi cerminan, salah satunya genit. Ketika bung menjadi om-om sanggup berlaku genit dengan seenaknya. Pasti bung pernah melihat entah di warung pinggir jalan, cafe atau restoran sekali pun, seorang om-om kerap menarik hati pelayan yang notabene kaum hawa.


Tak pelak wanita hanya mesem-mesem cemas sehabis digoda. Entah merasa bahagia atau tidak enakan itu menjadi sesuatu yang relatif. Hanya wanita yang digoda saja yang tahu. Tapi apabila yang menarik hati bukan oom-oom, niscaya mengundang amarah dari sang pelayan. Bisa saja sang pelayan malah risih karena berlaku yang tidak sopan sampai puncaknya memanggil satpam untuk mengusir bung keluar dari restoran.


“Mesum” Bisa Makara Candaan Dan Juga Kegiatan lho..


 ada masa yang tidak kalah identik yakni ketika bung menjadi om Kelak Akan Makara Om-om, Bagaimana Perkiraan Sikap yang Mungkin Bung Lakukan?


Ini bukan lagi menjadi belakang layar umum jikalau om-om sanggup berlaku mesum sesuka hatinya. Di kawasan gemerlap dunia malam saja om-om mempunyai panggilan sendiri, yakni “gadun”. Sesama om pun suka bercanda hal-hal mesum yang menciptakan teman-temannya tertawa bahkan yang lebih muda juga turut terpancing. Belum tentu apabila yang muda bercanda turut mengudang tawa juga kan? bisa saja kena omelan.


Tidak hanya soal bercandaan mesum, berlaku mesum pun biasanya juga dilakukan oleh om-om lho. Seperti kawasan pijat plus-plus dan gerai-gerai esek-esek niscaya dipenuhi oleh om-om berhidung belang yang ingin menyalurkan nafsu. Tapi alasannya hampir semua om-om melaksanakan itu risikonya diwajarkan. Dan yang paling asing ialah ketika anak muda nyelip diantara om-om di kawasan porstitusi. Menjadi pemandangan asing mirip melihat domba ditumpukan sapi.


Bahkan, Seorang Om-Om Bisa Mendapatkan Daun Muda Ketika Tubuh Kian Menua


 ada masa yang tidak kalah identik yakni ketika bung menjadi om Kelak Akan Makara Om-om, Bagaimana Perkiraan Sikap yang Mungkin Bung Lakukan?


Menjalin kasih dengan wanita yang jauh lebih muda ialah satu kenikmatan sendiri. Mungkin bung masih sedikit kontra atau sudah mengganguk ketika membaca kalimat barusan. Lantaran wanita muda masih berkulit kencang dan berparas bagus sehingga  bisa menarik hati hati dan menggoyahkan iman. Terutama bagi om yang kurang terpuaskan alasannya tante sudah tak ganas lagi di ranjang. Meskipun belum cukup matang kolam wanita cukup umur secara umum, tapi banyak saja om-om yang (ingin) menjalin hubungan.


Dikutip dari Kompas.com, Ketua Umum Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), memilih ada beberapa fenomena kenapa wanita muda gemar mengencani om-om. Salah satu alasannya ialah om-om sanggup mengayomi wanita dan memperlihatkan perilaku teladan. Tersiratnya, ada unsur bahan yang “katanya” sanggup menjadi daya pikat utama.


Banyak yang Bilang Untuk Urusan Mengundang Gelak Tawa Om-om Jagonya, Tapi Tidak Juga Tuh!


 ada masa yang tidak kalah identik yakni ketika bung menjadi om Kelak Akan Makara Om-om, Bagaimana Perkiraan Sikap yang Mungkin Bung Lakukan?


Seperti bukan sifat bawaan dan juga kondisional. Tetapi candaan yang dilontarkan om biasanya garing, namun entah kenapa orang yang mendengar sanggup cengar-cengir. Ya pada dasarnya tidak lucu-lucu sekali bung, namun menghibur. Ada pun beberapa orang yang tertawa bukan alasannya candaan yang dibangun membangkitkan selera tawa. Melainkan rasa sungkan kepada om yang sudah renta kategorinya. Makara ketawa formalitas saja.


Tidak melulu nggak lucu, kadang juga ada bung yang lucu. Namun om-om mirip sanggup hak istimewa secara sosial ketika bercanda, yakni perilaku dihormati. Mungkin alasannya norma di Indonesia orang renta harus dihormati risikonya terselamatkan lah mereka. Sedangkan yang muda bercandaan garing, paling mendapat sindiran bahkan menjadi banyolan.


Om-Om Pun Bisa Bertanya Sesuka Hati Tak Peduli Dengan Isi hati


 ada masa yang tidak kalah identik yakni ketika bung menjadi om Kelak Akan Makara Om-om, Bagaimana Perkiraan Sikap yang Mungkin Bung Lakukan?


Nah, hal yang satu ini mungkin paling dekat ditelinga bung ketika bertemu dengan om-om. Dari yang mempunyai ikatan saudara atau pun yang tidak. Secara random saja, ia sanggup mengutarakan apa yang beliau mau kepada bung tanpa peduli memikirkan perasaan dan lingkungan sekitar.


Seperti pertanyaan “Kapan kawin?”, “Sudah pernah begituan belum?”, “Pacar kau mana?” bahkan yang sudah menikah tetap jadi sasaran baginya sampai kena gangguan dengan pertanyaan “Kamu kok belum punya momongan?”. Ya balik lagi bung, namanya om-om mirip mendapat hak istimewa untuk melaksanakan hal itu semua. Bisa jadi bung yang memandang asing isi artikel ini alasannya masih muda. Bisa juga bung bakal cengar-cengir nantinya pada ketika sudah beranjak renta setara om-om di luar sana.