Paketan Motor Sport Yang Dicintai Dari Suzuki Memadukan Kecepatan Dan Melesatnya Penjualan

Pangsa penjualan otomotif khususnya di roda dua bergotong-royong kurang tercapai dari segi sasaran dalam skala nasional di tahun 2017. AISI selaku Asosiasi Industri Sepedamotor pun membenarkan hal tersebut. Penjualan di tahun kemudian diperlukan bisa menyentuh angka 5,9 juta unit secara nasional tidak terealisasikan karena hanya menyentuh di angka 5.886.103 unit. Jumlah tersebut merupakan penurunan 0,76 persen. Di tahun 2016 penjualan roda dua berhasil mencapai 5.931.285.


Lantas bagaimana para perusahaan motor asal Indonesia menyikapinya bung? dari sekian perusahaan motor yang hadir di Indonesia, ternyata Suzuki merupakan pemain yang berhasil dengan mencatatkan penjualan tertinggi sebesar 27 persen. Dan berdasarkan Yohan Yahya, Sales & Marketing 2W Department Head PT. SIS, tahun kemudian merupakan momen kebangkitan dari Suzuki.


“Tahun 2017, merupakan tahun kebangkitan bagi kami. Hal ini tidak terlepas dari kepercayaan konsumen setia Suzuki atas produk gres Suzuki. Di tahun 2018, kami akan menjawab ekspektasi konsumen dengan menghadirkan beberapa pilihan produk baru, aktivitas penjualan, pelayanan aftersales, serta event-event menarik lainnya,” ujar Yohan Yahya, Sales & Marketing 2W Department Head PT. SIS.


Pangsa penjualan otomotif khususnya di roda dua bergotong-royong kurang tercapai dari segi targe Paketan Motor Sport yang Dicintai Dari Suzuki Memadukan Kecepatan Dan Melesatnya Penjualan


Usut punya usut keberhasilan Suzuki untuk berdiri terletak pada kecanggihan dan kehandalan pada mekaniknya. Khususnya dalam mengeluarkan produk Suzuki GSX-R150 dan Suzuki GSX-S150. Khususnya GSX-R150 yang menunjukkan bantuan tertinggi terhadap penjualan Suzuki sebanyak 40% bung dengan jumlah 28.982 unit.


Sebagai pemain usang yang pernah mengecap kesuksesan di abad 90-an, tentu saja perusahaan asal Jepang ini ingin kembali berada di abad tersebut. Apalagi Suzuki merupakan pemain yang diperhitungkan di kelas motor sport. Contohnya saja ibarat RGR yang menjadi “jagoan” di pasar motor berbaju dengan mengedepankan teknologi diantara kompetitor.


Berkat kisah dan sejarah yang pernah tertuang di tahun 90-an. Suzuki coba membangkitkan lagi ke abad keemasannya. Untuk meramu dan menggarap kelas motor sport Suzuki pun melaksanakan percobaan secara serius dan matang. Mengingat motor RGR diminati karena teknologinya maju, dua motor sport GSX-R150 dan GSX-S150 pun dibekali fitur tercanggih dan terkini.


Mata mungkin bakal tertuju ke penampilannya yang sporty, tapi jikalau lebih jeli lagi mata bung bakal disambut LCD Speedometer full digital. Di kelas Suzuki GSX-R150 fitur tanpa kunci atau Key-less Ignition System menjadi teknologi menarik. Lantaran bung sebagai pengendara tak perlu lagi memutar anak kunci di rumahnya. Dengan menekan tombol starter makan mesin akan hidup dengan mengantungi sensor. Fitur ini menjadi terdepan di kelasnya.


Pangsa penjualan otomotif khususnya di roda dua bergotong-royong kurang tercapai dari segi targe Paketan Motor Sport yang Dicintai Dari Suzuki Memadukan Kecepatan Dan Melesatnya Penjualan


Dari dapur pacunya saja sudah dibekali mesin overbore, DOHC (Double Over Head Camshaft) dengan kapasitas 150cc dan berkompresi 11,5 : 1 yang sudah dilengkapi teknologi fuel injection yang canggih untuk pembakaran maksimal. Sehingga duo GSX bisa meluapkan tenaga sebesar 14,1 kw/10.500 rpm dan torsi sebesar 14 nm/9.000 rpm yang tersalurkan dengan berpengaruh melalui transmisi 6 percepatan.


Salah satu yang digadang sanggup diminati dari GSX pemilihan mesin berjenis over stroke atau Square. Dapur pacu GSX-R150 mengadopsi tipe ukuran over bore alias diameter pistonnya 62,0 mm) lebih lebar bahkan berselisih jauh dibanding langkahnya (48,8 mm). Over stroke hampir sama dengan mesin bore yang lebih kalem pada putaran bawah. Dengan mengakibatkan GSX-R150 ramah di tengah kemacetan tanpa kerepotan mengatasi tenaga dan torsi berlebihan pada putaran bawah.


Berbicara soal kecepatan yang selalu jadi pemantik bung untuk memacu adrenalin, motor ini bisa melesat sampai 13.000 RPM dengan tenaga maksimal berada di 18,9 dk dengan torsi 14 NM. Sebagai catatan sifat orisinil over bore mulai terlihat pada putaran menengah dan atas dimulai di angka 7000 RPM.


Pangsa penjualan otomotif khususnya di roda dua bergotong-royong kurang tercapai dari segi targe Paketan Motor Sport yang Dicintai Dari Suzuki Memadukan Kecepatan Dan Melesatnya Penjualan


Kecepatan yang tak main-main, begitupula dengan tampilan. Perkembangan warna dan tren yang dicintai warga tanah air menciptakan Suzuki GSX-R150 menunjukkan beberapa varian warna ibarat Metalic Triton Blue, Titan Black, Solid Black/Gloss, Brilliant White dan Stronger Red. Sedangkan GSX-S15 hadir dalam 4 pilihan warna ialah Metalic Triton Blue, Metalic Ice Silver, Solid Black/Gloss dan Stronger Red/Titan Black.


GSX-R150 dan GSX-S150 timbul menjadi primadona dan idola gres di kalangan otomotif. Tentu saja pihak Suzuki ingin tren ini tersebut belanjut di tahun ini. Hal ini pun disampakan Yohan yang mengharapkan penjualan sanggup tumbuh melewati 100.000 unit.



“Meskipun pasar tidak bergerak naik, kami mengharapkan tetap menerima bab yang lebih. Yang kami kejar kenaikan tahun ini dari tahun kemudian itu kurang lebih, mungkin 40 persen atau syukur bisa 50 persen,” pungkas Yohan.


Kecanggihan, kecepatan dan tampilan diramu secara menarik. Persuahaan yang telah berdiri semenjak tahun 1909 ini nampaknya mempunyai blue print yang mana dikeluarkan sebagai senjata ampuh guna menghempas kompetitornya. GSX Series menjadi bukti jikalau Suzuki masih bertaji, jadi tak salah jikalau GSX Series menjadi paketan motor sport yang dicintai.



 


 


Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan Yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!

Apabila dilihat dari sisi fungsi, sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki. Selain itu, mempunyai kegunaan juga demi mendongkrak style dari seseorang yang ingin tampil lebih menarik dan berbeda, menciptakan sepatu selalu diplot sebagai alat mempercantik seseorang dengan bermacam-macam tampilan yang dikenakan. Tetapi bagi Converse, sepatu bukanlah sekedar soal fungsi dan gaya Bung, melainkan seni!


Converse yang ingin lebih terhubung dengan audiens-nya coba menyatukan kekuatan lewat budaya yang merepresentasikan semangat perkotaan. Oleh alasannya yakni itu, Converse pun menunjuk keempat orang yang mempunyai selera seni yang bisa diaplikasikan di sepatu asal Amerika Serikat ini. Orang-orang tersebut yakni Teddy Adhitya, Tiara Nabyl, Philip Ponk, dan Absar Lebeh.


Latar belakang seni yang ditekuni keempat orang pilihan Converse ini memang berbeda-beda, Bung. Ada dari seni musik, fashion, Skateboard hingga ilustrator. Kehidupan mereka semua sanggup mengoyak Ibu Kota lewat karya-karya inspiratif, sekaligus dihormati dan diakui di dalam komunitasnya. Sehingga Converse mempunyai mitra yang pas untuk menyuarakan namanya.


Teddy Adhitya, Bersuara Dengan Rasa Percaya


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Ikon Converse yang satu ini dikenal sebagai penyanyi solo. Dia membangun karirnya lewat rasa kepercayaan dan sangat inspiratif bagi para pengejar mimpi yang ingin menjadi musisi. Teddy Adhitya, bekerja tanpa rasa takut dan penuh kejujuran. Maka dari itu penyanyi yang satu ini menentukan jalur independen, alasannya yakni Teddy mempunyai kendali dalam musiknya hingga ia punya patokan untuk seleranya.


Tiara Nabyl, Menjadi Penerjemah Gaya Dalam Berbusana


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Masih tekun menjalani pendidikan di kursi kuliah, Tiara ternyata mempunyai ketertarikan dalam soal berbusana. Bekerja sebagai model dan desain grafis, Tiara akil memadukan rangkaian warna dalam balutan pakaiannya yang selalu ditampilkan setiap hari dan siap juga menginspirasi dengan gaya quirkys yang unik. Bukan soal berpakaian dengan barang branded yang melekat, Tiara lebih mempunyai selera dengan menerjemahkan gaya busana masyarakat Jepang  yang unik dari tahun 1950-an hingga 1980-an dengan gayanya sendiri.


Philip Ponk, Pemain Muda Terbaik Dalam Berilustrasi Bukan Berhalusinasi


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Seorang desainer grafis dan ilustrator berjulukan Philip Ponk, mempunyai daya magnet luar biasa bagi banyak orang. Wajar jika ia disebut pencuri mode. Serupa dengan Tiara yang juga seorang desainer grafis, Philip sendiri mempunyai formula dalam meramu gaya berpakaian kaum urban, ibarat tampilan sporty dengan tas jinjing, hingga topi beanie dibalut dengan kemeja bunga-bunga yang begitu serasi. Warna kontras menjadi hal wajib yang kerap Philip tampilkan dalam berpakaian. Kepribadian unik yang dimilikinya terlahir karena hasrat besar dalam jiwa seninya tumbuh. Apalagi menggambar sudah ibarat hobi bagi laki-laki bertato yang satu ini.


Absar Lebeh Akrab Dengan Olahraga Ekstrim


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Dalam dunia olahraga ekstrim ibarat skateboard namanya sudah tak asing, khususnya di Indonesia. Absar yakni citra orang yang berani dan gigih. Dedikasinya terhadap dunia papan sungguh mengengesankan, bahkan laki-laki asal Padang yang berdomisili di Bandung ini gres saja menuntaskan tur keliling Asia dengan pro skater lainnya. Tidak hanya terlahir jago di papan Bung, Absar pun merupakan rockstar yang tergabung dalam dua band, The Sigit dan Mooner, yang baru-baru ini menjalin kerjasama dengan perusahaan rekaman Amerika, Outer Battery Records.


Mendobrak Budaya yang Ada Soal Penyematan Kualitas Ternama


 sepatu hanyalah alat pelindung telapak kaki Saat Sepatu Menggeliat Dalam Kehidupan yang Bergelimang Seni, Bukan Harta!


Apa saja hal yang terbaik niscaya selalu dilabeli bintang lima kan, Bung? Melirik soal bintang, Converse coba mendobrak terminologi tersebut dengan jargon “Rated One Star“, yang mana bintang satu yakni bukti kualitas terbaik dan satu-satunya hingga tak ada tandingannya. Lewat jargon tersebut, Converse menawarkan kampanye jika One Star bukan sekedar sepatu melainkan attitude, Bung! Bentuk attitude pun tersaji lewat representatif ikonnya yang mendobrak sekat-sekat yang ada, beprestasi, dan mempunyai jiwa seni tinggi. Mereka yang tidak diperhitungkan ternyata bisa berkembang, serta seyogyanya hidup itu mesti berseni dan berkesenian bukan soal harta yang ditinggikan.


 


Kapten Real Madrid Dan Sang Mega Bintang Minta Benzema Tidak Dimainkan Ketika Tandang Ke Bayern Munchen

Kiprah Karim Benzema pada beberapa pertandingan terakhir memang terlihat “mandul”. Beberapa peluang yang didapat tak bisa dikonversi menjadi sebuah gol. Total 10 gol berhasil ditorehkan dari 39 pertandingan yang dimainkan pada semua kompetisi trend ini.


Menurunnya performa Benzema, menciptakan Sergio Ramos dan Cristiano Ronaldo meminta untuk pemain asal Perancis tersebut untuk tidak dimainkan di leg 1 semi-final Liga Champions pada Kamis dini hari. Allianz Arena bakal menjadi tabrak pembuka perseteruan kedua klub ini.


Permintaan Ramos tersebut bersumber dari hampir tersingkirnya Real Madrid dari Juventus di leg kedua. Demi membuka asa kembali juara hasilnya Ramos meminta Benzema tidak dimainkan, menyerupai dilansir dari Diario Gol.


Sedangkan Ronaldo sendiri meminta Asensio yang dimainkan apabila Benzema harus diistirahatkan. Meskipun beberapa media Spanyol berujar jikalau Ronaldo bergotong-royong lebih nyaman bermain bersama Benzema.


Padahal kandidat yang paling berpengaruh diturunkan ialah Gareth Bale. Pemain yang sempat dihantui cidera ini nampaknya sudah mulai fit sesudah beberapa pertandingan diturunkan. Selain itu, kecepatan yang dimiliki Gareth Bale juga sanggup dimaksimalkan guna mengoyak pertahanan Munchen.


Tetapi Bung, entah kenapa Ronaldo malah ingin melihat Asensio yang bermain dibanding Gareth Bale. Apabila berhasil melaju, ini merupakan final ketiga berturut-turut dalam lima tahun terakhir.


Pekerjaan Biro Jasus Telah Usang, A.I Tiba Guna Menggantikan

Menjadi biro mata-mata tampaknya sudah barang lama bagi Central Intelligence Agency (CIA). Lantaran kemajuan teknologi membuatnya terus berinovasi sehingga memunculkan ilham untuk memakai A.I sebagai biro di masa depan nanti.


CIA sendiri tengah menghadapi kurun gres dan tentu saja musuh baru. Dalam konferensi Intelijen di Florida, terungkap bahwa forum intelijen yang telah begitu dikenal itu tengah menyesuaikan diri untuk melawan musuh gres yang dibekali dengan kecerdasan buatan.


Hal ini dikutip dari Thenextweb.com yang pribadi disampaikan oleh Dawn Meyerriecks sebagai Wakil Direktur Pengembangan teknologi CIA., Meyerricks menambahkan bahwa beberapa negara tengah merancang teknologi kecerdasan buatan atau A.I untuk melacak musuh selama bertahun-tahun.


Mempersiapkan A.I sebagai biro karena CIA takut bila keberadaan biro mata-mata di kurun modern sanggup diretas identitasnya secara mudah, bahkan oleh pihak sipil sekalipun. Hal ini pula yang merubah teladan acara intelijennya dengan mengurangi jumlah biro mata-mata ke seluruh dunia, diganti ke sistem komputasi untuk mengerjakan hal yang sama namun lebih efisien.


Meskipun terlihat gampang dan lancar karena prototipe-nya sudah ada menyerupai Sophia (A.I pertama), diharapkan waktu lebih dari 30 tahun bagi CIA untuk mempersiapkan transisi besar-besaran ini.


 


`Mes Que Un Club` Milik Barcelona Ternyata Punya Makna

Bagi bung yang mendukung Barcelona, tentu tidak absurd dengan kalimat “Mes Que Un Club”. Kata tersebut berada di tribun timur Camp Nou, bahkan Cules juga sering menciptakan koreografi bertuliskan kata tersebut dalam beberapa pertandingan. Tapi apakah bung tahu wacana makna dari kata tersebut? Bagi bung yang mengaku cules (sebutan bagi fans Barcelona) tapi tidak tahu akan makna tersebut sungguh keterlaluan.


Lantaran kalimat yang eksis dan terus menggaung tersebut merupakan sisi sentimentil langsung bagi klub katalan, yang mempunyai arti “Lebih dari sekedar klub,”. Kalimat tersebut sering digunakan pada ketika katalunya sering bersitegang dengan jendral Fransico Franco yang dikenal diktator pada masa 1930-an. Tapi jikalau kata ini sangat kental dengan nilai politik, kenapa Mes Que Un Club mempunyai arti Lebih dari sekedar klub?


Kalimat yang Memiliki Makna Mendalam Hingga Perjuangan Ingin Merdeka Tak Tenggelam


 Kata tersebut berada di tribun timur Camp Nou `Mes Que Un Club` Milik Barcelona Ternyata Punya Makna

Sumber : ara.cat.com


Slogan khasanah ini dipergunakan pertama kali oleh Narcis Serra yang menjabat sebagai presiden Barcelona pada tahun 1967. Kata tersebut menggunakan bahasa katalan, yang merupakan wilayah otonomi Spanyol dan Barcelona sebagai ibukotanya. Beberapa tahun belakangan, katalan juga semakin gencar untuk memisahkan diri dari Spanyol, untuk memerdekakan diri.“Barcelona ialah sesuatu yang lebih dari sekedar klub sepakbola,” ujar Narcis ketika pelantikan Presiden Barcelona pada 17 Januari 1967.


Menurut Narcis, Barcelona ialah bentuk wujud cinta dari semua pendukung Barcelona. Sama halnya ibarat katalan yang dicintai. Oktober tahun kemudian sabung Barcelona melawan Las Palmas di Camp Nou, tidak dihadiri penonton. Bukan alasannya ialah hukuman dari federasi, melainkan rakyat Spanyol sedang melaksanakan voting referendum untuk menentukan antara terikat dengan kerajaan Spanyol atau memisahkan diri. Meskipun lebih dari sekedar klub, untuk urusan melepaskan diri Barcelona sanggup dilupakan sejenak, asalkan bendera merah kuning sanggup berkibar tinggi suatu ketika nanti.


Seorang Diktator yang Selalu Ingin Berperang Dan Melarang Katalan Berkembang


 Kata tersebut berada di tribun timur Camp Nou `Mes Que Un Club` Milik Barcelona Ternyata Punya Makna

Sumber : Biography.com


Diktator Jendral Fransisco Franco, merupakan sosok dibaliknya perang saudara di Spanyol yang melibatkan dua ideologi, sayap kiri republikan dan sayap kanan nasionalis. Singkat dongeng perang yang dimenangkan nasionalis dibawah kendali Franco hingga membuatnya memimpin Spanyol selama 36 tahun. Selama masa kepemimpinannya, kalimat Mes Que Un Club sering digunakan pendukung Barcelona, bahkan di luar caba olahraga selain sepakbola.


Kalimat tersebut menggunakan bahasa katalan yang merupakan kubu oposisi dari kediktatoran Franco. Sejauh itu, abjad yang terkandung mengacu kepada kemerdekaan rayat katalan, sekaligus menjadi pembelaan budaya dan juga bahasa . Karena bahasa katalan tidak dianggap masuk ke dalam undang-udang resmi di Spanyol. Kendati petisi sudah diajukan dalam undang-undang otonomi 1918.


Seorang Presiden Barcelona Pun Dieksekusi Mati, Lantaran Mencampurkan Ideologi Ke Dalam Olahraga Sarat Strategi


 Kata tersebut berada di tribun timur Camp Nou `Mes Que Un Club` Milik Barcelona Ternyata Punya Makna

Sumber : ara.cat.com


Josep Sunyol ialah presiden Barcelona pada tahun 1936 yang dihukum mati oleh pemerintah Spanyol. Dengan alasan mencampurkan urusan sosial dan budaya katalan ke dalam olahraga. Entah dugaan tersebut fakta atau fiktif, namun final hayat Sunyol memantik kegeraman publik Katalan untuk melawan pemerintahan Franco. Sejatinya klub yang bangun di tahun 1899 menjadi tonggak perlawanan dan penyebaran budaya sekaligus institusi katalan.


Kediktatoran Franco masih berkobar meskipun perang saudara telah berakhir. Salah satu cita-cita Franco yang belum tersampaikan hingga ia wafat ialah menghapuskan bendera kebesaran katalan dalam logo Barcelona. Barcelona juga di cap sebagai klub yang mempunyai faham demokrasi anti-sentralisme yakni dengan mengutamakan aspirasi rakyat dalam setiap peraturan tanpa ada intervensi pemerintah pusat.


Menguatkan Citra Moral Klub dengan Terjun Dunia Sosial


 Kata tersebut berada di tribun timur Camp Nou `Mes Que Un Club` Milik Barcelona Ternyata Punya Makna

Sumber : ara.cat.com


Kematian Fransisco Franco di tahun 1975, membawa angin segar bagi Barcelona khususnya katalan. Dengan mempertahankan akad sosialnya untuk memperenalkan katalan kepada dunia lewat tim berjuluk Blaugrana. Pada tahun 2006, Barcelona menjalin kerjasama dengan UNICEF, sebagai bukti bahwa Barcelona pedulik anak kondisi belum dewasa di seluruh dunia, juga menunjukan bahwa klub sepakbola dimarjinalkan alasannya ialah problem yang terjadi di masyarakat.


Lewat jalan sosial yang diembannya dengan UNICEF, Barcelona juga tak lupa tujuan awalnya. Untuk memasarkan budaya, sosial dan amal yang terimplikasi dengan katalan. Hal ini makin mengisyaratkan bahwa kalimat Mes Que Un Club bukan hanya cuap-cuap belaka. Prestasi pun tak boleh terlupakan, meskipun aktivitas sosial, amal dan budaya telah berjalan. Makanya bung, jangan heran apabila Barcelona jor-joran dalam belanja pemain guna meningkatkan dominasi dan prestasi. Karena banyak yang terpikat dengan Messi Cs makin banyak juga yang dukung Barcelona, dan mengetahui soal Katalunya.


Bukan Hanya Dicintai di Catalonia Tapi Dunia Juga


 Kata tersebut berada di tribun timur Camp Nou `Mes Que Un Club` Milik Barcelona Ternyata Punya Makna

Sumber : ara.cat.com


Daya tarik luar biasa dipantulkan Barcelona kepada dunia, tidak hanya lewat permainan di lapangan, tapi aktivitas sosial dan dongeng dibalik usaha melawan diktator sanggup jadi materi “jualan” (mungkin). Sejauh ini, unsur sepakbola yang dinilai masih mempunyai imbas besar kepada setiap orang di dunia. Lebih dari 50 negara di dunia terdapat anggota resmi di Barcelona. Kalau di Indonesia artis Donna Agensia dan Darius Sinathyra tergabung sebagai fans resmi Barcelona.


Barcelona kerap besar sebagai klub Eropa, terlebih lagi mereka yang menyayangi Blaugrana niscaya sangat berempati untuk melihat kemerdekaan katalan. Jangan heran, apabila katalan nanti merdeka terdapat perayaan di banyak sekali negara yang secara tenggang rasa mencicipi kemenangan yang sama. Itu lah mengapa Barcelona mendaulat Mes Que Un Club sebagai kalimat usaha dan kampanye-nya.