Kala Si Nona Sedang Bercerita, Sebisa Mungkin Tahan Untuk Berkomentar

Posted by Ganas003 on 20.56 in ,

Yap, menurut penelitian Ladbrokes kepada 2.000 orang dewasa, 55% perempuan gemar menyebarkan wacana hdubungan percintaan. Bisa percintaan teman, atau pun dirinya sendiri. Dan berperan sebagai pasangan, bung harus coba untuk bisa lebih paham. Salah satu caranya, tak memotonng pembicaraannya kala ia sedang bertutur kata.


Ini memang jadi situasi yang gampang-gampang susah, alasannya yaitu satu kali bung blunder salah ucap, hati nona bisa saja mendadak berubah. Bukannya meringankan masalah, yang ada menambah masalah. Maka beberapa hal yang ingin kami sampaikan ini, mungkin bisa bung pahami terlebih dahulu.


Jaga Lisan Ketika Nona Sedang Bicara Banyak Soal Percintaan


 perempuan gemar menyebarkan wacana hdubungan percintaan Kala Si Nona Sedang Bercerita, Sebisa Mungkin Tahan Untuk Berkomentar

Sumber : Nymag.com


Mulut-mu, harimau-mu, bukanlah sebuah jargon bohongan. Kalau bung tak cendekia menjaga verbal yang ada urusan bisa panjang. Ketika bung merasa risih dengan kesalahan pasangan, jangan ditegaskan. Karena itu akan menciptakan ia makin terpuruk.


Kesalahan yang digarisbawahi menciptakan ia merasa kurang cendekia lantaran tak paham akan kelakuannya. Secara klise insan memang tempatnya salah kan bung? jadi jangan menyampaikan “Tuh kan, apa saya bilang!” lantaran itu sanggup memojokan dia. Sebaliknya tunggulah waktu yang tepat, dengan membiarkan ia berpikir dengan jernih terlebih dahulu. Nanti bila ada kesalahan serupa yang akan dilakukannya lagi, bung bisa menggunakan kejadian kini sebagai larangan. “Kamu mau kaya kemarin lagi?”




Jangan Mengomentari Sikap Atau Kesalahannya


 perempuan gemar menyebarkan wacana hdubungan percintaan Kala Si Nona Sedang Bercerita, Sebisa Mungkin Tahan Untuk Berkomentar

Sumber : Huffpost.com


Bung harus cendekia baca situasi untuk mengatasi. Karena perempuan yaitu mahluk yang paling pakai hati. Beda dengan anda bung, yang selalu pakai logika. Ketika nona sedang curhat terus kemudian kebodohanya dan memperbaiki, jangan bilang “Kenapa sebelumnya kau nggak gini aja” ya, lantaran itu tidak ada faedahnya.


Jangan juga bung menyalahkan kalau tiba-tiba ia marah. Sebab akan jadi sesuatu yang masuk akal kalau akirnya nanti ia akan marah. Karena biar bagaimanapun kalimat tersebut sanggup menydutkan posisinya. Bung harus lebih sabar dalam memahami si nona. Dan salah satu caranya yaitu dengan tak terburu-buru menjatuhkan vonis bersalah atas dirinya.



Setiap Masalah Pasti Beragam Bung, Tapi Bung Tak Boleh Sepele Akan Masalah yang Si Nona Bagikan


 perempuan gemar menyebarkan wacana hdubungan percintaan Kala Si Nona Sedang Bercerita, Sebisa Mungkin Tahan Untuk Berkomentar

Sumber : Moneycrashers.com


Setiap orang mempunyai pembagian terstruktur mengenai masalah, dengan ragam porsi bisa makro dan juga mikro. Kalau bung mendapati nona curhat ternyata hanya problem sepele, jangan ditanggapi dengan “Oh, gitu doang”. Karena apa yang kita anggap remeh belum tentu serupa dengan apa yang sedang ada dalam pikirannya.


Sekalipun problem yang ia bagikan memang tak ada berjuntrungan, tapi menawarkan pernyataan dengan citra seolah tak tertarik pada si nona, akan membuatnya marah. Apalagi bila hal itu bung sampaikan ditengah-tengah obrolannya.


Apalagi Kalimat “Yaelah” Seperti Nada Ngenye yang Ditegaskan


 perempuan gemar menyebarkan wacana hdubungan percintaan Kala Si Nona Sedang Bercerita, Sebisa Mungkin Tahan Untuk Berkomentar


Kata “Yaelah!” tampaknya sanggup menyepelekan semua kalangan. Tidak hanya perempuan saja, tapi laki-laki juga. Jelas kata ini sangat memojokan bagi siapa saja yang ditanggapi. Lalu bayangkan bila bung yaitu si nona yang bercerita untuk kemudian mendapat sanggahan serupa menyerupai yang gres saja bung sampaikan pada dirinya.


Walaupun berdasarkan ladbrokes 50% laki-laki hanya bisa bertahan selama 6 menit, tapi itu bukan menjadi patokan bung untuk males mendengarkan nona. Coba lah mendorong diri sendiri untuk mendengarkan curhatan lebih usang dari biasanya, supaya kekerabatan berjalan abadi menyerupai sedia kala.



Jangan Bertanya Bung Harus Seperti apa, Lebih Baik Dengarkan Saja Dirinya


 perempuan gemar menyebarkan wacana hdubungan percintaan Kala Si Nona Sedang Bercerita, Sebisa Mungkin Tahan Untuk Berkomentar


Perempuan memang harus dimengerti semua keluh kesahnya, lantaran ia sendiri terkadang gundah harus berbuat apa untuk menghadapi masalahnya. Bahkan, kadang ia sering kali curhat ke teman-teman untuk mendapat solusi yang matang atau menjalankan menyerupai apa yang disarankan.


Tetapi perempuan terkadang tidak ingin diberikan saran untuk setiap curahan hati. Asalkan sanggup mengutarakan unek-unek saja. Ia niscaya sudah bahagia bukan main bung. Tapi ada kesalahan fatal, dikala laki-laki yang selalu memberi hikmah dan gundah untuk berkata. Sehingga muncul kalimat “Terus saya harus gimana?” hal itu sanggup menciptakan nona kesal tak karuan. Karena masalah curhat yaitu ingin didengarkan bukan untuk mendengarkan.


Ingat bung, ia hanya ingin didengarkan tak melulu ingin mencari jalan keluar.